Ibu,Apalah arti hidupku tanpa dirimuBagai revolusi tanpa matahariKu sangat membutuhkanmu di setiap desah nafaskuHari berganti hari, bulan beranjak bulan, bahkan matahari bertambah umur punjiwamu takkan lekang membingkai lahirku
Memang, terkadang pekatku tajam membantai langit-langit awangmuMenyesaki setiap pojok hatimuKalammu pun sering kutulikan dari lembar telingakuTak jarang pula bulan yang malang ini berhenti mengitari buminya
Namun, wangi senyum dan tulusmu saat ku terperosok ke lubang kehidupantelah mengubur dalam-dalam durhaka penghancur jiwamuAku telah bernoda meruntuhkan bangunan suci ituAku kalah oleh sinar cintamuyang membuat asa dan citaku menyeruak ke angkasaJiwaku berlubang, mendengar musik mempesona mengiringi
Ibu,Ini bukan sekedar tulisanTapi rasa cinta dan sesal karena air-air matayang telah dititikan para malaikatAir mata yang mencegah terbukanya gapura surgaAku kan selalu menarik nafas untuk sebuah cintaCinta untukmu yang kukulum dalam hatiTidak di mulut, karena ku takut kan termuntahkan olehkuTidak di bibir, karena ku takut bisu hingga cintaku tak lagi menyanyiTidak juga di mata, karena ku takut pandanganku kabur sebelum cintaku ditunai
Takkan ku lupakan didikanmuyang tak mudah menyerah sepanjang hayatmuTapi sirkuit kehidupan itu milik TuhanGaris finish sudah ditetapkan-NyaMaka sebelum matahari menyusut menyinari alam iniKu pastikan segenap kasih sayangku telah penuh mengiringimuMenjagamu, menemanimuWalau ku tahu terlalu hitam diri ini untuk membelaimuWalau ku tahu cintaku tak sepanjang masamu yang tak berbalas
Ibu,Tetaplah kau menyayangikuBiarlah cinta kita mengalir deras seperti sungai kehidupanAmpuni senandung dosa yang sering ku dendangkan padamuSenandung yang tercipta karena khilaf yang tak terbendungIzinkanlah aku tetap menjadikanmu inspirasi handalkuMenjadikanmu obor di tengah gelapnya masa depanMenjadikanmu segalanya dalam hidupku...
I Love U.....Ma...........Forever....
